Barcelona kembali menjadi perbincangan publik setelah sebuah keputusan transfer lama kembali menghantui mereka. Kali ini, bukan karena performa di lapangan, tapi karena potensi pemasukan besar yang hilang begitu saja. Gara-gara tidak menyisipkan klausul penjualan lanjutan pada beberapa pemain muda yang mereka lepas, Barcelona kehilangan dana segar yang seharusnya bisa menopang keuangan klub di tengah masa sulit ini.
Masalah Berulang di Bursa Transfer
Sejak bertahun-tahun lalu, Barcelona memang terkenal gemar melepas pemain muda demi menyeimbangkan neraca keuangan. Namun sayangnya, banyak dari transfer tersebut dilakukan tanpa strategi matang. Salah satu contohnya adalah Jean-Clair Todibo, yang kini tampil impresif bersama OGC Nice. Saat ini, Todibo masuk dalam radar klub-klub besar Eropa seperti Manchester United dan Bayern Munchen.
Dengan nilai pasar yang melonjak drastis, transfer Todibo ke klub baru bisa menyentuh angka €40 juta. Sayangnya, Barcelona kehilangan dana segar karena mereka tidak menyertakan klausul penjualan lanjutan saat melepas sang pemain ke Nice. Padahal, jika klausul itu ada, Barca bisa mendapatkan bagian hingga 20% atau sekitar €8 juta. Jumlah yang tentunya sangat berarti.
Bukan Kasus Pertama
Kasus Todibo bukan satu-satunya kesalahan transfer yang merugikan finansial klub. Nama-nama seperti Adama Traoré, Marc Cucurella, hingga Takefusa Kubo juga pernah mengalami hal serupa. Mereka dilepas terlalu cepat, lalu bersinar di klub baru, tapi tak memberikan keuntungan apapun untuk Blaugrana. Dalam semua situasi tersebut, Barcelona kehilangan dana segar karena tidak memasang klausul bijak.
Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa manajemen sebelumnya kerap mengambil keputusan jangka pendek tanpa mempertimbangkan potensi pertumbuhan nilai pemain di masa depan. Situasi semacam ini pun membuat Barcelona berada dalam posisi sulit setiap kali memasuki bursa transfer.
Kondisi Finansial yang Masih Kritis
Kehilangan potensi pemasukan seperti ini bisa berdampak serius, terutama mengingat kondisi finansial Barcelona yang belum stabil sejak pandemi. Klub masih berjuang untuk menyeimbangkan gaji pemain, memenuhi aturan financial fair play La Liga, dan mendanai proyek-proyek pembangunan seperti renovasi Camp Nou. Maka tak heran jika publik menyayangkan bagaimana Barcelona kehilangan dana segar hanya karena kelalaian administratif di masa lalu.
Manajemen Baru, Strategi Baru
Untungnya, di era kepemimpinan Joan Laporta, Barcelona mulai menunjukkan perubahan. Klub mulai menerapkan klausul buy-back, penjualan lanjutan, dan prioritas pembelian ulang bagi pemain-pemain muda yang dilepas. Langkah ini diambil sebagai upaya agar kasus di mana Barcelona kehilangan dana segar tidak terulang di masa depan.
Pemain-pemain seperti Ez Abde dan Nico Gonzalez sudah dilepas dengan klausul cermat. Bahkan untuk beberapa pemain La Masia yang kini bermain di luar Spanyol, Barcelona masih punya kontrol tertentu untuk masa depan mereka.
Pelajaran Mahal untuk Klub Besar
Dalam sepak bola modern, pengelolaan transfer bukan hanya soal mencari pemain bintang, tapi juga bagaimana klub bisa menghasilkan keuntungan dari proses jual-beli pemain. Barcelona yang dikenal sebagai salah satu raksasa Eropa pun harus belajar dengan cara yang menyakitkan. Tidak adanya klausul penjualan lanjutan membuat Barcelona kehilangan dana segar yang sangat mereka butuhkan saat ini.
Harapannya, manajemen baru bisa lebih bijak dalam mengelola aset mereka. Karena di era sekarang, satu klausul cerdas dalam kontrak bisa bernilai jutaan euro.